Indonesia termasuk salah satu dari 17 negara yang memiliki dua per tiga hingga seperempat kekayaan flora dan fauna dunia. Dunia telah mengakui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan julukan “mega biodiversity in the world“, ini artinya bahwa Indonesia merupakan habitat dari sumber daya alam hayati dunia dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi. Potensi ini merupakan asset berharga bagi bangsa Indonesia dalam meningkatkan devisa negara melalui pembangunan wisata dengan memperhatikan sensivitas ekologi. Posisi Indonesia pada garis khatulistiwa juga di anugerahi kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alam dan hayati dalam hutan-hutannya, bahkan Indonesia dikenal sebagai kawasan yang memiliki spesies tertentu yang masuk dalam kategori tertinggi di dunia
Keragaman dan kekayaan alam tropis dan bentukan lanskap alami serta budaya etnikal dan juga bentukan arsitektur dan lanskap budayanya menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi kunjungan wisata yang potensial di dunia. Indonesia merupakan salah satu dari wilayah pariwisata Asia Timur dan Pasifik, dimana wilayah ini terbagi dalam 4 (empat) zona: Equator Tourist Area, Cancer Tourist Area, Capricon Tourist Area, dan Asean Tourist Image. Daya tarik utama pariwisata wilayah ini adalah pada ecotourism terutama alam tropis dengan keragaman spesies dan keindahan biotanya, baik flora maupun fauna. Keberadaan berbagai Taman Nasional, Cagar Alam, Suaka Alam dan kekayaan flora dan fauna baik di daratan (terestrial) maupun di air (akuatik) serta perkampungan tradisional dan cagar budaya etnikal ini merupakan aset wisata alam untuk dikembangkan sebagai salah satu obyek dan atraksi di berbagai daerah tujuan wisata.
Hampir setiap areal dan ragam etnikal Indonesia, bila dikelola dengan baik, dapat menjadi bagian atau areal pengembangan suatu kawasan wisata, termasuk juga areal yang memiliki legenda rakyat atau folk-lore yang signifikan dan bermakna pelestarian terhadap budaya dan kearifan lokal. Taman Nasional Wasur merupakan salah satu kawasan pelestarain alam yang memiliki keanekaragaman potensi SDA yang sangat kompleks baik itu ditinjau dari sudut pandang kenakeragaman hayati maupun keragaman budaya etnikal yang terdapat di kawasan tersebut sehingga prasyarat untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai basis ekowisata di Papua Selatan menjadi sangat ideal dimana Menurut Gunn (1993), perencanaan pengembangan pariwisata ditentukan oleh keseimbangan potensi sumberdaya dan jasa yang dimiliki (supply) dan minat wisatawan (demand). Komponen supply terdiri atas : potensi atraksi (keindahan alam dan budaya), aksesibilitas, pelayanan informasi dan akomodasi. Komponen demand terdiri dari : pasar dan motivasi wisatawan. Sehingga berkembang atau tidaknya suatu kawasan wisata akan sangat tergantung pada modal yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Modal kepariwisataan ini dapat di golongkan menjadi tiga, yaitu potensi alam dan lokasi, potensi budaya etnikal, serta potensi manusia/masyarakat yang ada. Dari ketiga jenis modal tersebut, kesemuanya telah include di dalam kawasan Taman Nasional Wasur sebagai master of ecotourism in the South Papua. Gagasan membangun kawasan Taman Nasional Wasur sebagai master of ecotourism in the South Papua harus ditopang dengan sistem perencanaan yang matang dan mendapatkan dukungan yang kooperatif dari para pihak yang berkompeten dalam menunjang sistem pengelolaan di kawasan TNW,
Dengan demikian produk-produk wisata yang nantinya akan diaplikasikan merupakan hasil dari rumusan para pihak dan disusun dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
- · Pemanfaatan Sumberdaya Alam Pengalaman wisatawan di obyek wisata hendaknya memberikan kesan bagaimana keadaan lingkungan alam, ini memberikan suasana baru yang menyegarkan. Perencanaan tata ruang kawasan harus memberikan peluang bagi pemanfaatan potensi alam sebagai bagian dari kegiatan pariwisata.
- · Penangganan Masalah Dampak Lingkungan Perancangan fisik hendaknya dapat mencegah kerusakan alam sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.
- · Pertimbangan Ekonomis Tata Ruang Lokasi kawasan yang hendak dikembangkan hendaknya mempertimbangkan aksesibilitas bagi lapisan masyarakat yang membutuhkan. Apabila lokasi obyek wisata belum ditetapkan sebaik dilakukan proses seleksi.
- · Organisasi dan Struktur Tata Ruang Penataan ruang pada prinsipnya adalah menetapkan pengelompokan komponen sarana pariwisata, sehingga membentuk keterkaitan antara berbagai kawasan fungsional, terciptanya keteraturan urutan kegiatan yang membutuhkan hubungan fungsional yang berkesinambungan, memisahkan kegiatan yang saling mengganggu, menghindarkan kesan monoton.
- · Sistem Transportasi dan media pelayanan Efisiensi pergerakan untuk mencapai objek wisata dikaitkan dengan ketersediaan media pelayanan pariwisata merupakan syarat penting dalam pengembangan perencanaan tata ruang kawasan wisata berkelanjutan. Kelancaran dan efisiensi pergerakan ini harus dapat mengarahkan dan memadukan berbagai kegiatan, untuk itu dibutuhkan media pelayanan pariwisata yang tepat dan efisien.
Demikian, semoga tulisan ini dapat menjadi raferensi bagi para pihak dalam mewujudkan harapan untuk menciptakan Taman Nasional Wasur sebagai basis Ekowisata di Papua Selatan (master of ecotourism in the South Papua).
Kangguru di Taman Nasional Wasur, Merauke
Taman Nasional Wasur mempunyai keunikan dan peran yang sangat strategis. Keunikan kawasan ini adalah adanya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang cukup tinggi. Tipe Ekosistem :Terdapat 6 (enam) tipe ekosistem di kawasan Taman Nasional Wasur yaitu :
a. Ekosistem Rawa Berair Payau Musiman, terdapat di daerah Rawa Taram, Rawa Kitar-kitar hingga daerah Waam dan Samleber.
b. Ekosistem Rawa Berair Tawar Permanen, terdapat di daerah Danau Rawa Biru, Ukra, Maar dan Kankania.
c. Ekosistem Pesisir Berair Tawar, terdapat di daerah Mbo, Okilur, Rawa Pilmul dan Rawa Badek.
d. Ekosistem Daratan Berair Tawar, terdapat di sepanjang jalan Trans Irian.
e. Ekosistem Pesisir Berair Payau – Asin, terdapat di daerah sekitar pemukiman sektor pantai kecuali Kampung Kondo.
f. Ekosistem Daratan Berair Payau, terdapat di Kampung Wasur, Rawa Ndalir dan Kampung Sota.
Flora : secara umum jenis vegetasi di dalam kawasan TN Wasur dikelompokkan dalam 10 (sepuluh) kelas hutan yaitu Hutan Dominan Melaleuca sp, Hutan Co-Dominan Melaleuca sp – Eucalyptus sp, Hutan Jarang, Hutan Pantai, Hutan Musim, Hutan Pinggir Sungai, Hutan Bakau, Sabana, Padang Rumput dan Padang Rumput Rawa. Adapun vegetasinya didominasi oleh Melaleuca sp, Asteromyrtus symphiocarpa, Eucalyptus sp, Acacia sp, Alstonia actinopilla, Dilenia alata, Baksia dentata, Graminae sp, Pandannus sp, Cycas sp, Amorphopalus sp, Anggrek dan lain-lain.
Fauna : Keanekaragaman jenis fauna di Kawasan TN Wasur terdiri dari :
a. Mamalia
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terdapat 34 spesies dari 80 spesies mamalia yang terdidentifikasi. Mamalia besar di kawasan TN Wasur adalah kangguru lapang (Macropus agilis), Kangguru hutan/biasa (Darcopsis veterum) dan Kangguru Tanah (Thylogale brunii). Disamping itu terdapat mamalia lain yaitu musang hutan (Dasyurus spartacus), Kuskus berbintik (Spilocuscus Petaurus breviceps) dikenal masyarakat setempat sebagai tupai dan lain-lain.
b. Aves (Burung)
TN Wasur memiliki keanekaragaman burung yang telah tercatat 403 species dengan 74 species diantaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis-jenis burung tersebut antara lain : Garuda Papua (Aquila gurneyei), Cenderawasih (Paradisea apoda novaguineae), Kakatua (Cacatua sp), Mambruk (Crown pigeons), Kasuari (Cassowary), Elang (Circus sp.), Alap-alap (Accipiter sp.) dan lain-lain. Disamping itu lahan basah yang dimiliki TN Wasur merupakan tempat yang sangat penting bagi burung migran dari Australia dan New Zealand seperti : Bagau abu-abu/Ndarau (Cranes Trans-fly), Pelikan, Ibis (Stra-necked, Glossy dan White), Boha (Magpie geese), Burung Pantai (Plovers, Australian Pratincole) dan Paruh sendok (Royal spoonbills).
c. Pisces (Ikan)
Kawasan TN Wasur merupakan lahan basah yang luas, dimana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Teradapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang ada, yang 32 jenis diantaranya terdapat di Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di Sungai Maro seperti Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga dan lain-lain.
d. Reptil dan Ampfibi
Hasil survey terdapat 26 jenis reptil yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp.), 4 jenis kura-kura, 5 jenis kadal (Mabouya sp.), 8 jenis ular (Condoidae, Liasis, Pyton) dan 1 jenis bunglon (Calotus jutatas) dan 3 jenis katak; katak pohon (Hylla crueelea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rona macrodon).
e. Insekta (Serangga)
Yang tercatat di TN Wasur terdapat 48 jenis, diantaranya : Rayap (Tumulitermis sp. dan Protocapritermis sp.), Kupu-kupu (Ornithoptera priamus), semut (Formicidae, Nytalidae, Pieridae) dan lain-lain. Selain jenis fauna asli, di dalam kawasan TN Wasur juga terdapat jenis-jenis fauna eksotik seperti : rusa (Cervus timorensis), Sapi (Bos sp.) serta bermacam-macam spesies ikan seperti :betik (Anabas testudineus), gabus (Crassis auratus), Mujair (Orechromis mossambica) dan Tawes (Cyprinus carpio).
a. Ekosistem Rawa Berair Payau Musiman, terdapat di daerah Rawa Taram, Rawa Kitar-kitar hingga daerah Waam dan Samleber.
b. Ekosistem Rawa Berair Tawar Permanen, terdapat di daerah Danau Rawa Biru, Ukra, Maar dan Kankania.
c. Ekosistem Pesisir Berair Tawar, terdapat di daerah Mbo, Okilur, Rawa Pilmul dan Rawa Badek.
d. Ekosistem Daratan Berair Tawar, terdapat di sepanjang jalan Trans Irian.
e. Ekosistem Pesisir Berair Payau – Asin, terdapat di daerah sekitar pemukiman sektor pantai kecuali Kampung Kondo.
f. Ekosistem Daratan Berair Payau, terdapat di Kampung Wasur, Rawa Ndalir dan Kampung Sota.
Flora : secara umum jenis vegetasi di dalam kawasan TN Wasur dikelompokkan dalam 10 (sepuluh) kelas hutan yaitu Hutan Dominan Melaleuca sp, Hutan Co-Dominan Melaleuca sp – Eucalyptus sp, Hutan Jarang, Hutan Pantai, Hutan Musim, Hutan Pinggir Sungai, Hutan Bakau, Sabana, Padang Rumput dan Padang Rumput Rawa. Adapun vegetasinya didominasi oleh Melaleuca sp, Asteromyrtus symphiocarpa, Eucalyptus sp, Acacia sp, Alstonia actinopilla, Dilenia alata, Baksia dentata, Graminae sp, Pandannus sp, Cycas sp, Amorphopalus sp, Anggrek dan lain-lain.
Fauna : Keanekaragaman jenis fauna di Kawasan TN Wasur terdiri dari :
a. Mamalia
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terdapat 34 spesies dari 80 spesies mamalia yang terdidentifikasi. Mamalia besar di kawasan TN Wasur adalah kangguru lapang (Macropus agilis), Kangguru hutan/biasa (Darcopsis veterum) dan Kangguru Tanah (Thylogale brunii). Disamping itu terdapat mamalia lain yaitu musang hutan (Dasyurus spartacus), Kuskus berbintik (Spilocuscus Petaurus breviceps) dikenal masyarakat setempat sebagai tupai dan lain-lain.
b. Aves (Burung)
TN Wasur memiliki keanekaragaman burung yang telah tercatat 403 species dengan 74 species diantaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis-jenis burung tersebut antara lain : Garuda Papua (Aquila gurneyei), Cenderawasih (Paradisea apoda novaguineae), Kakatua (Cacatua sp), Mambruk (Crown pigeons), Kasuari (Cassowary), Elang (Circus sp.), Alap-alap (Accipiter sp.) dan lain-lain. Disamping itu lahan basah yang dimiliki TN Wasur merupakan tempat yang sangat penting bagi burung migran dari Australia dan New Zealand seperti : Bagau abu-abu/Ndarau (Cranes Trans-fly), Pelikan, Ibis (Stra-necked, Glossy dan White), Boha (Magpie geese), Burung Pantai (Plovers, Australian Pratincole) dan Paruh sendok (Royal spoonbills).
c. Pisces (Ikan)
Kawasan TN Wasur merupakan lahan basah yang luas, dimana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Teradapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang ada, yang 32 jenis diantaranya terdapat di Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di Sungai Maro seperti Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga dan lain-lain.
d. Reptil dan Ampfibi
Hasil survey terdapat 26 jenis reptil yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp.), 4 jenis kura-kura, 5 jenis kadal (Mabouya sp.), 8 jenis ular (Condoidae, Liasis, Pyton) dan 1 jenis bunglon (Calotus jutatas) dan 3 jenis katak; katak pohon (Hylla crueelea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rona macrodon).
e. Insekta (Serangga)
Yang tercatat di TN Wasur terdapat 48 jenis, diantaranya : Rayap (Tumulitermis sp. dan Protocapritermis sp.), Kupu-kupu (Ornithoptera priamus), semut (Formicidae, Nytalidae, Pieridae) dan lain-lain. Selain jenis fauna asli, di dalam kawasan TN Wasur juga terdapat jenis-jenis fauna eksotik seperti : rusa (Cervus timorensis), Sapi (Bos sp.) serta bermacam-macam spesies ikan seperti :betik (Anabas testudineus), gabus (Crassis auratus), Mujair (Orechromis mossambica) dan Tawes (Cyprinus carpio).
source : miskhairani.wordpress.com